Rangkuman Seni Musik Unit 3 Kelas 7 Kurikulum Merdeka

Ringkasan Materi Seni Musik Kelas 7 Unit 3 "Bernyanyi Bersama" Kurikulum Merdeka - Setelah menggali potensi peserta didik dalam hal bernyanyi solo pada unit 1, maka selanjutnya pada unit 3 ini, akan dibahas mengenai bernyanyi ansambel atau bernyanyi bersama sama. Walaupun secara teknik vokal terdengar sederhana, namun di dalam pelaksanaan bernyanyi ansambel atau paduan suara ini, sangat dituntut kerja sama, disiplin, kepekaan dalam mendengarkan suara dari anggota ansambel, serta rasa musikalitas yang tinggi untuk mendapatkan harmoni yang indah dan dapat dinikmati oleh para pendengarnya.

Untuk mendapatkan hasil yang baik sebuah group ensemble tentu saja perlu berlatih dengan giat, dengan berbagai macam latihan yang dibutuhkan seperti:
1. Perpaduan Suara/Choral Blending. Unsur yang terkandung di dalamnya seperti artikulasi, vowels clarity dan lain sebagainya
2. Ritmis. Keseragaman tempo dan ritmis sangat dibutuhkan dalam sebuah paduan suara.  Untuk itu perlu dilatih dengan baik.
3. Intonasi. Sebuah grup paduan suara sangat perlu untuk memiliki teknik Vokal yang baik serta persepsi interval dan harmoni yang terlatih.
4. Ekspresi. Pada akhirnya sebuah karya perlu disajikan dengan menarik, dengan interpretasi yang sesuai dengan tuntutan lagu. Untuk itu sebuah paduan suara sangat perlu untuk memahami makna sebuah lagu dan menginter-pretasikannya secara musikal.




Materi Unit 3 Seni Musik Kelas 7 Kurikulum Merdeka


A. Ayo Bernyanyi Bersama


Ada beberapa kegiatan kompetisi choral nasional dan internasional yang cukup dikenal seperti:
1. Bandung Choral Competition
2. International Choral Competition di Arezzo, Italia
3. Grand Prix of Nations and 4th European Choir Games di Gothenburg, Swedia
4. European Grand Prix Choral Singing
5. World Choir Games, dll.

Istilah Choral/Paduan Suara (Koor dalam bahasa Belanda/Choros yang dalam bahasa Yunani dan Choir dalam Bahasa Inggris) merupakan sebuah ansambel musik penyanyi yang terdiri dari sekelompok penyanyi saja atau sekelompok penyanyi dan pemain musik, dimana keduanya berkolaborasi membawakan lagu-lagu yaitu gabungan sejumlah penyanyi yang mengkombinasikan berbagai jenis suara dalam suatu kesatuan yang harmoni.

Paduan Suara dapat pula bernyanyi secara acaplella yaitu bernyanyi tanpa iringan instrumen dan dapat pula dengan iringan instrumen dengan ansambel kecil atau dengan orkestra lengkap yang terdiri dari 70 hingga 100 musisi.

Secara umum, bentuk paduan suara dapat dibagi berdasarkan suara yang terdapat di dalam paduansuara tersebut. Dengan demikian bentuk paduan suara yang ada sebagai berikut:
1. Paduan suara unisono, yaitu paduan suara yang menggunakan 1 suara saja
2. Paduan suara 2 suara, yaitu paduan suara yang menggunakan 2 suara yang sejenis, seperti:
a. Suara sejenis anak-anak (Sopran 1 & Sopran 2)
b. Suara sejenis Wanita (Sopran & Alto)
c. Suara sejenis Pria (Tenor & Bass)
3. Paduan suara 3 suara, yaitu paduan suara yang menggunakan 3 suara baik sejenis maupun campuran
a. Paduan suara sejenis wanita dengan menggunakan suara Sopran 1, Sopran 2, dan Alto.
b. Paduan sejenis pria dengan suara Tenor 1, Tenor 2, Bass.
c. Paduan suara campuran, contoh: Sopran, Alto & Bass
4. Paduan suara Campuran, yaitu paduan suara yang mengguanakan suara campuran pria dan wanita, dengan suara Sopran, Alto, Tenor, Bass.


B. Bernyanyi Mengikuti Aba-Aba Pengaba


Ada banyak sekali elemen-elemen musik yang perlu dipandu oleh seorang pengaba seperti tempo, ritmis, dinamika, homogenitas, agar seluruh anggota paduan suara dapat bernyanyi dengan kerja sama yang baik.

1. Mengaba (Conducting). Mengaba adalah proses memimpin paduan suara atau ansambel musik. Seorang pengaba sebaiknya mempunyai pendengaran yang baik, sehingga mampu menginterpretasikan bunyi not atau memproduksi not dengan baik. Pengaba harus membekali diri dengan pengetahuan teori musik, ilmu analisis musik, ilmu harmoni, solfeggio dan pengetahuan tentang sejarah musik.

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebagai Seorang Pengaba :
a) Postur. Postur seorang pengaba sama pentingnya dengan postur seorang penyanyi. Tidak kaku, juga tidak boleh terlalu lemah.
b) Memberi Aba-aba. Aba-aba dipersiapkan sesuai dengan lagu yang akan dibawakan, yaitu mempunyai tanda birama berapa, tempo yang akan dinyanyikan seberapa cepat, dinamik dan sebagainya. Sebelum aba-aba dilakukan atau sebelum melakukan insetting (attack), beberapa hal yang harus dipersiapkan, adalah Konsentrasi dan Sikap Siap.
c) Gerakan Pendahuluan. Gerakan pendahuluan berupa aba-aba yang dilakukan setelah sikap siap, biasanya dalam hitungan detik, yang diperhitungkan sendiri oleh pengaba.
d) Pengendalian Musik. Seorang pengaba tidak boleh terganggu atau terpengaruh sehingga mengikuti kehendak pemain, tetapi justru pemain itulah yang harus mengikuti kehendak pengaba.

2. Latihan Isyarat Pola Birama. Pada dasarnya hanya ada dua gerak pukulan penting pengaba yaitu pukulan gerak naik dan gerak turun, yang kemudian dipahami sebagai gerak pukulan berat atau turun disebut thesis dan gerak pukulan ringan naik disebut arsis.

3. Kodaly Hands Sign. Solfege, juga disebut “solfeggio“ atau “solfa,” adalah sistem di mana setiap nada pada tangga nada diberi suku kata uniknya sendiri, yang digunakan untuk menyanyikan nada itu setiap kali nada itu muncul. Skala mayor atau minor (tangga nada paling umum dalam musik klasik Barat) memiliki tujuh nada, sehingga sistem solfege memiliki tujuh suku kata dasar: do, re, mi, fa, so, la, dan ti.

Menggunakan hand signs solfege dapat menggunakan satu tangan atau pun dua tangan. Mulailah dengan tangan Anda setinggi tulang dada, dan buat bentuk berikut saat Anda menyanyikan setiap nada pada tangga nada mayor:
a. Do - Lakukan Kepalkan tangan dengan telapak tangan menghadap ke bawah (sejajar dada)
b. Re - Luruskan kembali jari-jari Anda (satukan), dan angkat tangan Anda untuk membuat sudut 45 derajat dengan lantai.
c. Mi - Pertahankan bentuk tangan yang sama, tetapi gerakkan tangan Anda agar sejajar dengan tanah.
d. Fa - Mengepalkan tangan dengan empat jari (telapak tangan menghadap ke bawah), rentangkan ibu jari dan arahkan ke bawah, hampir tegak lurus dengan sisa tangan.
e. Sol - Luruskan jari sehingga tangan memiliki bentuk yang sama seperti di mi, namun miringkan agar telapak tangan Anda langsung menghadap Anda.
f. La - Lengkungkan tangan dengan lembut, dengan telapak tangan dan ujung jari menghadap ke lantai.
g. Ti - Buat kepalan tangan longgar, tetapi arahkan jari telunjuk ke atas pada sudut sekitar 45 derajat dengan langit-langit.


C. Teknik Pemanasan Vokal Sebelum Bernyanyi


Kegiatan bernyanyi dibutuhkan “pemanasan’’, kegunaannya untuk mempersiapkan seluruh otot otot yang mendukung proses aktivitas bernyanyi ini seperti, seluruh postur tubuh, otot perut, diafragma, pita suara dan lain sebagainya. Kegiatan pemanasan choral diawali dengan pelemasan peregangan tubuh utamanya di daerah dada, pundak, bahu, lengan dan leher, seperti contoh pada tautan Complete Warm Up Sequence for Choir.

Pemanasan paduan suara adalah transisi penting dari kondisi badan yang lelah ke musik yang cemerlang. Pemanasan aktif (1–2 menit) termasuk senam ringan, latihan postur, atau peregangan yang meliputi :
1. Lompat atau lari di tempat - ikuti irama atau urutan ritme.
2. Peregangan, terutama pada punggung, tulang belakang, dan leher.
3. Ekspresi wajah untuk menenangkan dan menghangatkan wajah ke atas: mata lebar, alis ke atas dan ke bawah, senyum dan cemberut.
4. Penyelarasan postur tubuh: raih ke bawah dan sentuh jari-jari kaki Anda, lalu jangkau tinggi dan lihat ke langit-langit; tarik napas dalam-dalam untuk melebarkan tulang rusuk, turunkan tangan untuk beristirahat di kepala, lalu biarkan lengan jatuh ke samping.
5. Gema bertepuk tangan, atau ikuti pemimpin melalui pola empat ketukan - tepuk tangan, perkusi vokal dan suara.

Latihan Pernapasan (1–2 menit) yang meliputi :
1. Nafas lambat panjang.
2. Meniup telapak tangan merupakan salah satu trik yaitu fokus pada tarikan napas atau serangan vokal.
3. Pernapasan dikombinasikan dengan suara vokal.

Kebisingan/Noises (1–2 menit). Suara adalah latihan vokal berdasarkan glissando, penempatan, vokal, dll. Tanpa batasan not tertentu. Jenis latihan ini membantu suara untuk bangun dengan cara yang sehat saat mengakses semua register vokal. Latihannya seperti:
1. Getar bibir / bibir berdengung
2. Sighs, sirene dan roller coaster
3. Gunakan vokal murni terbuka dan geser suara dari tinggi ke rendah, rendah ke tinggi dan kembali ke rendah, atau dalam berbagai putaran dan putaran untuk pilihan kreatif.
4. Tongue twister, kata yang berulang, atau kombinasi suara.

Latihan Vokalisi / Membangun Suara (2–3 menit). Jenis latihan ini membantu penyanyi Anda memperkuat suara mereka sambil mengembangkan fleksibilitas, presisi, dan kualitas nada. Sebagai aturan umum, memulai dengan suara kepala, midrange (nada dasar A, G, atau F) dengan pola menurun, suara ringan di awal, tetapi volume dan kekuatan nada secara bertahap meningkat menjelang akhir rangkaian latihan ini.


D. Bernyanyi Bersama


Seperti pada proses latihan, yang perlu diperhatikan pada hasil latihan paduan suara ini adalah:
1. Keseragaman produksi suara
2. Ritmik
3. Harmoni suara yang dihasikan

Untuk dapat terwujudnya hal tersebut dibutuhkan
1. Kerjasama untuk dapat mewujudkan sebuah bentuk harmoni yang indah.
2. Kekompakan untuk terus berlatih.
3. Bertanggung Jawab terhadap hasil yang harus dicapai sesuai dengan tuntutan aransemen.


Untuk Rangkuman Seni Rupa, Seni Tari, Seni Teater dan Seni Musik Semester 1 dan 2 Kelas 7 Kurikulum Merdeka, secara lengkap dapat dilihat dengan cara klik gambar berikut :



Demikian informasi tentang Rangkuman Seni Musik Unit 3 Kelas 7 Kurikulum Merdeka yang bisa Sinau-Thewe.com bagikan, semoga ada manfaat didalamnya dan terima kasih.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Rangkuman Seni Musik Unit 3 Kelas 7 Kurikulum Merdeka"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel