- Menutup Defisit Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS): Terlihat dari hasil PISA 2022, di mana sebagian besar murid Indonesia masih berada di bawah ambang batas kemampuan Level 2 untuk Matematika, Membaca, dan Sains.
- Meningkatkan Relevansi Pembelajaran: Pembelajaran STEM menghubungkan konsep akademik dengan konteks dunia nyata dan isu lokal, membuat belajar lebih bermakna.
- Menyiapkan Talenta Inovasi: Bertujuan untuk menyiapkan talenta di bidang sains, teknologi, dan kewirausahaan berbasis inovasi, bukan hanya di ranah digital.
- Memperkuat Capaian Profil Lulusan: Mendukung penguatan delapan dimensi profil lulusan yang ditetapkan dalam kurikulum.
|
Komponen |
Definisi
(Peran dalam Pembelajaran) |
|
Sains
(S) |
Ilmu
yang mempelajari fenomena alam (fisika, kimia, biologi). Berperan sebagai praktik
saintifik
untuk menanamkan konsep dan sikap ilmiah sebagai dasar ide solusi. |
|
Teknologi
(T)
|
Inovasi
atau alat buatan manusia. Berperan sebagai alat yang diperlukan dalam
membangun ide solusi, baik teknologi sederhana maupun digital. |
|
Enjinering
(E)
|
Proses
merancang solusi untuk memecahkan masalah nyata. Berperan sebagai praktik
enjinering (tahapan mendesain, membuat, menguji, mengevaluasi, dan
berimprovisasi). |
|
Matematika
(M)
|
Ilmu yang mempelajari pola, hubungan, dan struktur. Berperan sebagai berpikir matematis untuk menganalisis, memodelkan, dan mengevaluasi solusi desain secara logis dan terukur. |
- Penyelesaian Masalah (Problem Solving): Menghadirkan persoalan kontekstual dan autentik dari kehidupan nyata yang sesuai dengan lingkungan sekitar murid untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan membangun kepedulian.
- Praktik Saintifik dan Enjinering: Melatih murid melalui langkah-langkah terstruktur untuk merumuskan solusi paling tepat, melatih keterampilan pemecahan masalah, dan penalaran logis.
- Integrasi Lintas Disiplin Ilmu: Melibatkan berbagai konsep lintas mata pelajaran untuk menemukan solusi yang utuh terhadap masalah kompleks dunia nyata (mulai dari Multidisipliner hingga Transdisipliner).
- STEM sebagai Kerangka Berpikir Lintas Mata Pelajaran: Menempatkan STEM sebagai kerangka berpikir berbasis isu nyata yang dapat diimplementasikan oleh semua pendidik (termasuk mata pelajaran non-STEM seperti bahasa, seni, dan IPS), sehingga mudah diadaptasi di berbagai kondisi sekolah.
- STEM sebagai Pendekatan Terpadu: Mengintegrasikan keempat disiplin STEM secara terencana ke dalam satu unit pembelajaran atau modul berbasis proyek (model Tertanam/Embedded atau Terpadu/Integrated).
- Intrakurikuler
- Kokurikuler
- Ekstrakurikuler
- Dinas Pendidikan: Menyusun kebijakan, menyediakan anggaran, dan pelatihan pendidik.
- Kepala Satuan Pendidikan: Menciptakan iklim kolaboratif, mengatur sumber daya, dan menjalin kemitraan dengan industri, universitas, dan komunitas.
- Pendidik: Merencanakan dan membimbing murid untuk menghubungkan konsep STEM dengan masalah nyata, serta melakukan penilaian autentik.
- Orang Tua/Wali Murid: Memberikan dukungan yang relevan dan berkomunikasi dengan pendidik, tanpa intervensi langsung yang mengurangi kemandirian murid.

Post a Comment for "Panduan Pembelajaran STEM"