Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 1 SD

Lengkap! Perangkat Pembelajaran Deep Learning Kelas 1 SD Fase A Matapelajaran Seni Rupa Tahun Ajaran 2025/2026 - Pendidikan seni rupa di jenjang sekolah dasar, khususnya untuk kelas 1 Fase A, memegang peranan krusial dalam menumbuhkan kreativitas dan kepekaan estetika anak sejak dini. Implementasi Kurikulum Merdeka membawa angin segar dengan pendekatan Deep Learning, yang menekankan pada pembelajaran yang lebih mendalam, bermakna, dan menyenangkan. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan seperangkat perangkat ajar yang komprehensif dan terstruktur, mulai dari Capaian Pembelajaran hingga Modul Ajar yang inovatif.

Capaian Pembelajaran (CP) Seni Rupa Fase A menjadi kompas utama bagi pendidik. Pada akhir fase ini, siswa kelas 1 diharapkan mampu mengamati, merekam, dan merespon pengalaman kesehariannya secara visual. Mereka belajar menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris untuk mengekspresikan idenya. CP ini tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses eksplorasi alat dan bahan seni rupa dasar untuk menciptakan karya dua atau tiga dimensi yang menunjukkan konsep bentuk yang jelas.




Untuk mencapai tujuan tersebut, CP Seni Rupa Fase A diuraikan ke dalam lima elemen yang saling berkaitan. Pertama, Mengalami, di mana siswa mengamati dan menuangkan pengalamannya secara visual. Kedua, Menciptakan, yaitu kemampuan membuat karya dengan mengeksplorasi elemen dasar seni rupa. Ketiga, Merefleksikan, kemampuan menceritakan karya yang dibuatnya. Keempat, Berpikir dan Bekerja Artistik, membiasakan siswa dengan prosedur berkarya yang aman dan sederhana. Kelima, Berdampak, yaitu menciptakan karya yang sesuai dengan minat dan perasaannya.

Capaian Pembelajaran yang luas kemudian diterjemahkan menjadi langkah-langkah yang lebih konkret melalui Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan Tujuan Pembelajaran (TP). ATP berfungsi sebagai peta jalan pembelajaran yang sistematis. Sebagai contoh, untuk elemen Mengalami, tujuan pembelajarannya dapat dipecah menjadi: siswa mampu mengidentifikasi berbagai jenis garis, mengenal bentuk-bentuk geometris dasar, hingga mampu memotong dan menempel bentuk-bentuk tersebut menjadi sebuah komposisi sederhana.

ATP dan TP yang telah dirumuskan selanjutnya diorganisasikan ke dalam Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Promes). Dokumen ini membantu guru merencanakan alokasi waktu dan urutan materi secara efektif. Misalnya, semester pertama dapat difokuskan pada pengenalan unsur-unsur dasar seperti aneka garis, bentuk geometris, dan warna primer. Sementara itu, semester kedua bisa melanjutkan dengan eksplorasi yang lebih kompleks seperti membuat topeng, model tiga dimensi sederhana, dan mencampur warna.

Inti dari implementasi Kurikulum Merdeka ini terletak pada Modul Ajar dengan pendekatan Deep Learning. Pendekatan ini bukan tentang kecerdasan buatan, melainkan sebuah filosofi pengajaran yang mencakup tiga pilar utama: Mindful Learning (kesadaran penuh), Joyful Learning (pembelajaran menyenangkan), dan Meaningful Learning (pembelajaran bermakna). Setiap kegiatan dirancang untuk tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun koneksi emosional dan relevansi dengan kehidupan siswa.

Modul Ajar Deep Learning dirancang sangat operasional. Di dalamnya terdapat rincian kegiatan inti yang variatif. Sesi Mindful Learning bisa diawali dengan guru menjelaskan konsep garis sambil menunjukkan contoh di sekitar kelas. Sesi Joyful Learning dapat berupa permainan interaktif atau kegiatan menggambar bebas dengan iringan musik. Sementara itu, sesi Meaningful Learning mengajak siswa merefleksikan karya mereka, misalnya dengan menceritakan gambar yang telah mereka buat di depan teman-temannya.

Untuk memastikan setiap siswa mencapai tujuan yang diharapkan, guru memerlukan alat ukur yang jelas, yaitu Kriteria Ketuntasan Tujuan Pembelajaran (KKTP). KKTP ini berfungsi sebagai rubrik penilaian yang deskriptif. Alih-alih hanya memberikan skor angka, KKTP menjabarkan kriteria pencapaian dalam beberapa tingkatan, seperti "Perlu Bimbingan", "Cukup", "Baik", hingga "Sangat Baik". Ini membantu guru mengidentifikasi kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan pada setiap siswa.

Sebagai contoh, untuk tujuan pembelajaran "siswa mampu menciptakan karya kolase dari bentuk geometris", kriteria "Sangat Baik" mungkin mendeskripsikan siswa yang mampu memotong bentuk dengan rapi, menempel sesuai komposisi yang seimbang, serta mampu menjelaskan alasan pemilihan warnanya. Sementara kriteria "Perlu Bimbingan" bisa jadi untuk siswa yang masih kesulitan menggunakan gunting atau belum memahami konsep komposisi.

Pada akhirnya, keseluruhan perangkat pembelajaran ini—mulai dari CP, ATP, Prota, Promes, Modul Ajar Deep Learning, hingga KKTP—merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Sinergi dari semua komponen ini memungkinkan guru untuk menyelenggarakan pembelajaran seni rupa yang tidak hanya terstruktur dan terukur, tetapi juga holistik. Tujuannya adalah untuk memantik percikan kreativitas, menumbuhkan rasa percaya diri, dan menjadikan seni sebagai bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan anak secara utuh.


Unduhan Perangkat Pembelajaran Seni Budaya



Anda dapat mengunduh dokumen-dokumen terkait perangkat pembelajaran, termasuk Capaian Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Program Semester (Prosem), Program Tahunan (Prota), dan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) dari folder Google Drive berikut : 

Demikian informasi tentang Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 1 SD yang bisa Sinau-Thewe.com bagikan, semoga ada manfaat didalamnya dan terima kasih.

Post a Comment for "Modul Ajar Deep Learning Seni Rupa Kelas 1 SD"