Rangkuman Seni Musik Kelas 7 Unit 2 Kurikulum Merdeka

Ringkasan / Rangkuman Materi Seni Musik Kelas 7 Unit 2 "Bermain Alat Musik Sederhana" Kurikulum Merdeka - Capaian Pembelajaran pada unit 2 ini yaitu Peserta didik dapat dengan baik menyimak, melibatkan diri secara aktif dalam pengalaman atas bunyi musik. Mengidentifikasikan, menyimak dan memainkan karya-karya musik (bermain alat-alat musik dan bernyanyi) dengan beragam jenis era dan gaya.

Mendapatkan pengalaman dan kesan baik dan berharga bagi perbaikan dan kemajuan diri sendiri secara utuh dan bersama. Menjalani rutin dan kebiasaan baik dalam berkegiatan musik. Mendokumentasikan musik secara audio video dengan cara yang sederhana.




Rangkuman Materi Seni Musik Kelas 7 Unit 2 Kurikulum Merdeka


Ritme berasal dari bahasa Yunani ‘rhytmos’ yang berarti sebuah aliran. Tanpa ritme tidak akan ada musik. Ritme memiliki struktur yang berulang, berkaitan, berelasi serta merupakan unsur yang tidak terpisahkan dalam sebuah lagu. Ritme bisa hadir tanpa melodi. Tetapi melodi, tidak bisa hidup tanpa adanya ritme.

Musik terdiri dari kombinasi tiga komponen inti: Melodi, harmoni, dan ritme. Struktur ritme lagu menentukan kapan not dimainkan, berapa lama, dan dengan tingkat penekanan yang mana.


A. Ritme Dalam Musik

1. Ritme

Ritme adalah pola bunyi, diam, dan tekanan dalam sebuah lagu. Dalam teori musik, ritme mengacu pada pengulangan not dan istirahat (hening) dalam waktu. Ketika serangkaian nada dan istirahat diulang, itu membentuk pola ritme.

Ritme berfungsi sebagai penggerak sebuah musik, dan memberikan struktur komposisi. Pada ansambel musik seperti drum, perkusi, bass, gitar, piano, semuanya dapat dianggap sebagai instrumen ritme, bergantung pada konteksnya.

Tujuh Elemen Ritme dalam Musik
a. Tempo. Tempo adalah kecepatan dalam memainkan musik. Ada tiga cara utama mengkomunikasikan tempo kepada pemain: Ketukan per menit, terminologi Italia, dan bahasa modern. Denyut per menit (atau BPM/beat per minute) menunjukkan jumlah denyut dalam satu menit. Kata-kata tertentu dalam bahasa Italia seperti largo, andante, allegro, dan presto menunjukkan perubahan tempo dengan menggambarkan kecepatan musik. Terakhir, beberapa komposer menunjukkan tempo dengan kata-kata bahasa Inggris kasual seperti “fast,” “slow,” “lazy,” “relaxing,” dan “moderate.”

b. Meter. Teori musik Barat standar membagi tanda birama menjadi tiga jenis meter musik: Duple meter (dua ketukan dalam satu birama), triple meter (tiga ketukan dalam satu birama), dan quadruple meter (empat ketukan dalam satu birama).

c. Ketukan kuat dan ketukan lemah. Ritme menggabungkan ketukan kuat dan ketukan lemah. Ketukan yang kuat mencakup ketukan pertama dari setiap irama (ketukan suram), serta ketukan beraksen berat lainnya.

d. Tanda birama. Tanda birama musik menunjukkan jumlah ketukan dalam satu garis birama. Dalam tanda birama dengan 4 di bagian bawah (seperti 2/4, 3/4, 4/4, 5/4, dll), sebuah ketukan sesuai dengan not seperempat.

e. Sinkopasi. Ketukan sinkopasi akan memberi penekanan pada ketukan lemah tradisional, seperti nada keempat kedua dalam ukuran 2/4.

f. Aksen. Aksen mengacu pada penekanan khusus pada ketukan tertentu.

2. Metode Kodaly: Ritme

Metode Kodály adalah sebuah metode untuk mengembangkan keterampilan bermusik yang dikembangkan oleh komposer Hongaria Zoltán Kodály di awal abad ke-20. Metode Kodaly bersifat mendidik dan menyenangkan, menggunakan kombinasi nyanyian, musik folk, solfège, dan pengurutan praktis untuk mengajarkan keterampilan utama seperti membaca notasi dan mengembangkan kepekaan telinga.

3. Ritme Pekusi

a. Bermain Perkusi dengan Badan. Perkusi tubuh dapat dilakukan sendiri atau sebagai pengiring musik atau tarian. Contoh tradisi rakyat negara-negara yang menggabungkan perkusi tubuh termasuk Tari Saman dari Indonesia, musik ketiak Ethiopia, palma di Flamenco, dan Hambone dari Amerika Serikat. Perkusi tubuh adalah bagian dari “musik tubuh”.

Secara tradisional, empat suara perkusi tubuh utama (dalam urutan dari nada terendah ke nada tertinggi) adalah:
1. Menghentak: Menghentakkan kaki kiri, kanan, atau kedua kaki ke lantai atau permukaan resonansi lainnya
2. Menepuk: Menepuk paha atau pipi dengan tangan
3. Bertepuk tangan
4. Menjentikkan jar


B. Ayo Berlatih Alat Musik Harmonis Pianika


1. Pengenalan Pianika

Pianika adalah alat musik tiup dengan suara mirip harmonika hanya pianika memakai tuts keyboard. Pianika dapat digunakan untuk bermain melodi, pengiring melodi, ataupun membentuk akor utama.

Beberapa posisi cara memainkan pianika
a. Pianika diletakkan di atas meja. Ini ada posisi yang dianjurkan untuk pemula, agar dapat mengamati dengan jelas tuts keyboard. Untuk melakukan ini diperlukan pipa lentur.

b. Pianika digenggam dengan menggunakan tangan kiri, dan tangan kanan memainkan tuts pianika dalam posisi setengah vertikal. Dapat digunakan pipa lentur ataupun pipa pendek.

c. Pianika ditopang dengan menggunakan tangan kiri, dan tangan kanan memainkan tuts pianika dengan posisi horisontal ke depan. Posisi ini biasa digunakan di dalam dunia marching band, sebagai efek visual. Pipa peniup yang digunakan biasanya pipa pendek.

2. Teknik Legato saat bermain Pianika

Cara bermain pianika dengan Teknik legato adalah diusahakan dalam meniup pianika bunyi antar not terdengar tanpa terputus. Prinsipnya saat bermain pianika dengan teknik legato, perpindahan jari pada keyboard perlu dilatih agar nada tetap menyambung tiap not tanpa ada jeda nada

3. Teknik Stacatto saat bermain Pianika

Teknik Stacatto saat bermain pianika yaitu memainkan not dengan pendek dan terputus-putus. Not staccato ditandai dengan titik di kepala not. Cara memainkannya ada dua cara, yaitu dengan menekan tuts pianika dengan singkat, atau dengan memfungsikan lidah untuk memperpendek aliran tiupan udara.


C. Ayo Berlatih Alat Musik Melodis Rekorder


1. Pengenalan Rekorder

Rekorder merupakan jenis alat musik tiup yang sumber bunyinya berasal dari tekanan udara yang kita tiup. Rekorder adalah alat musik melodis.

a. Jenis-jenis Rekorder

1) Rekorder Sopran. Rekorder sopran bisa dibilang merupakan kombinasi dari piccolo dan konser flute. Dari segi ukuran, soprano lebih panjang 4 inci dari piccolo namun lebih pendek dari konser flute.

2) Rekorder Alto. Rekorder alto memiliki teknik jari persis seperti pada suling konser. Namun bila dilihat dari segi bentuk tabung, suling rekorder jenis alto lebih mirip bentuk tabung bass.

3) Rekorder Tenor. Rekorder tenor dikenal juga sebagai suling d’amor (the flute of love). Sebutan ini berasal dari kekayaan serta kelembutan nada yang dihasilkan dari rekorder tenor ini.

4) Rekorder Bass. Dari segi ukuran, suling recorder bass merupakan yang paling besar dibandingkan jenis lainnya. Fungsi bass sendiri sebagai pengatur ritme nada golongan rendah.

b. Rekorder: Baroque dan Jerman

Rekorder adalah instrumen pertama yang menyenangkan dan mudah diakses yang mudah dipelajari dan dimainkan. Ada dua jenis rekorder, “gaya Baroque (gaya Inggris)” dan “gaya Jerman.” Ini bisa dibedakan dengan perbedaan dalam fingering, berdasarkan desainnya.

1) Rekorder Baroque. Instrumen yang mirip dengan rekorder telah ada selama ratusan tahun - dan bahkan mungkin lebih lama. Instrumen ini berkembang seiring waktu, mencapai puncak desain dan popularitas di tahun 1600-an dan awal 1700-an, yang juga dikenal sebagai periode musik Baroque.

2) Rekorder Jerman. Pada 1920-an, perancang instrumen di Jerman merasa bahwa perekam Baroque standar terlalu sulit untuk dipelajari oleh pemula, karena beberapa nada menempatkan jari pemain pada posisi yang terasa tidak nyaman atau tidak wajar.

b. Teknik Bermain Rekorder

Bermain rekorder sangatlah mudah, hanya perlu beberapa Teknik seperti fingering, blowing dan tonguing.
1) Penempatan dan Posisi Jari Tangan/Fingering
Pada rekorder terdapati 7 lubang di bagian depan dan 1 lubang di bagian belakang. Setiap jari tangan berfungsi untuk menutup lubang tersebut.

2) Cara Meniup/Blowing
Tempatkan mouthpiece (bagian penghasil bunyi) rekorder ke mulut dan pastikan gigi tidak menyentuh bagian mouthpiece. Tiup perlahan rekorder tersebut karena rekorder merupakan alat musik tiup berukuran kecil.

3) Penggunaan Lidah saat Meniup/Tonguing
Untuk menghasilkan awal yang jelas pada setiap not, kamu harus belajar untuk menggunakan lidah untuk memulai dan memisahkan setiap not. Ujung lidah harus dengan lembut menyentuh bagian belakang gigi atas.

Bunyi berdecit adalah salah satu kendala paling membuat frustrasi yang dihadapi pemain rekorder. Apakah itu bunyi mencicit yang terus menerus atau yang sesekali, bunyi berdecit merusak lagu yang bagus. Ada tiga penyebab utama bunyi berdecit: Jari, Udara, dan Gelembung.

Cara membersihkan Rekorder
1. Bersihkan tanganmu terlebih dahulu, sebelum memegang rekorder.
2. Lepaskan kepala dan ekor dari tubuh rekorder.
3. Campur deterjen dengan air hangat, perbandingannya 1/4.
4. Rendam rekorder selama 15 menit, lalu bersihkan dengan sikat lembut.
5. Dapat digunakan kaos kaki dan tongkat kecil untuk membersihkan bagian sebelah dalam.
6. Bilas, lalu tunggu hingga kering.


Untuk Rangkuman/Ringkasan Materi Kelas 7 Mapel Seni Musik Semester 1 & 2 Kurikulum Merdeka dapat dilihat secara lengkap dengan cara klik gambar berikut :



Demikian informasi tentang Rangkuman Seni Musik Kelas 7 Unit 2 Kurikulum Merdeka yang bisa Sinau-Thewe.com bagikan, semoga ada manfaat didalamnya dan terima kasih.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Rangkuman Seni Musik Kelas 7 Unit 2 Kurikulum Merdeka"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel