Rangkuman PPKn Kelas 8 BAB 6 Kurikulum Merdeka

Ringkasan / Rangkuman Materi PPKn Kelas 8 BAB 6 "Literasi Digital dalam Kebinekaan Bangsa" Kurikulum Merdeka - Bab ini menguraikan tentang literasi digital dalam kebinekaan bangsa. Pendidikan literasi digital penting diberikan kepada masyarakat, terutama gene rasi milenial. Hal ini dilakukan salah satunya untuk merawat kebinekaan bangsa.

Dalam menggunakan literasi digital juga tetap harus mematuhi aturan-aturan yang ada. Karena dalam berinternet juga ada yang namanya etika. Hal itu diperlukan untuk mewujudkan kehidupan dunia maya yang damai dan produktif. Literasi digital juga perlu dikembangkan sampai level tranformasi digital agar mampu menghasilkan inovasi digital yang bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.




Ringkasan Materi PPKn Kelas 8 BAB 6



A. Merawat Kebinekaan Bangsa melalui Literasi Digital


Penting sekali memberikan literasi digital bagi masyarakat Indonesia, terutama generasi milenial sebagai digital native (generasi yang ketika lahir, teknologi informasi sudah mengitarinya).

Menurut David Bawden, dalam Information and digital literacies; a review of concepts, literasi digital meliputi beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
1. Kemampuan membangun informasi dari berbagai sumber terpercaya.
2. Kemampuan menyajikan dan memahami informasi dengan verifikasi validitas dan kelengkapan sumber dari internet.
3. Kemampuan membaca dan memahami materi informasi yang tidak berurutan (non sequential) dan dinamis.
4. Kemampuan menghubungkan informasi dalam media konvensional (koran) dengan media berjaringan (internet).
5. Kemampuan melakukan saringan terhadap informasi yang diperoleh.
6. Kemampuan mengomunikasikan dan memublikasikan informasi.

Memberikan pendidikan literasi digital bisa dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu melalui pendekatan formal di sekolah dan pendekatan non formal di masyarakat. Melalui pendekatan pendidikan formal bisa dilakukan dengan cara menjadikan teknologi informasi inhern dalam proses pembelajaran.

Berita bohong bisa diidentifikasi dari beberapa ciri berikut ini:
1. Pertama, judul umumnya provokatif. Berita bohong biasanya menggunakan judul provokatif atau bombastis. Tujuannya untuk memancing orang membaca dengan harapan terpengaruh dengan isi berita yang dibuat.

2. Kedua, nama dan situs media tidak jelas. Laman situs berita bohong biasanya tidak jelas dan tidak terdaftar di Dewan Pers. Tidak memiliki standar jurnalistik dan tidak mengikuti pedoman pemberitaan media siber.

3. Ketiga, nama penulis berita tidak ada. Berita bohong biasanya tidak menyantumkan nama penulisnya, sehingga tidak jelas siapa yang bertanggung jawab. Nama penulis merupakan standar dalam sebuah pemberitaan. Ini menunjukkan siapa yang bertanggung jawab atas pemberitaan yang dibuat.

4. Keempat, foto hasil editan. Berita bohong biasanya menggunakan foto-foto yang sudah diedit untuk mengesankan efek dramatis, kemarahan, dan emosi lainnya yang ingin dicapai pembuat berita. Karenanya, cek keaslian foto dengan melakukan penelusuran melalui google.

Pendekatan non formal bisa dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pembinaan di masyarakat, seperti kegiatan keagamaan, karang taruna, dan lainnya. Sebagai bagian dari masyarakat, kalian bisa turut berpartisipasi mengedukasi masyarakat agar melek literasi digital. Pengetahuan yang telah diperoleh di sekolah, kalian aktualisasikan di masyarakat.


B. Etika Berinternet (Netiket)


Prinsip umum pertama netiket adalah think before posting (pikirkan sebelum publikasikan). Sadarkah kalian, sekali kalian menekan tombol enter mengunggah, itu artinya konten yang kalian unggah menjadi milik umum.

Prinsip umum kedua netiket adalah saring sebelum sharing (bagikan). Bila kalian mendapatkan konten tentang suatu hal, maka menyaring terlebih dahulu. Jangan asal bagikan. Pastikan konten tersebut benar, valid, dan bermanfaat. Jika tidak memenuhi syarat tersebut, jangan bagikan. Karena, konten seperti itu akan menimbulkan kegaduhan.

Berikut ini adalah netiket yang bisa perhatikan dan terapkan saat berselancar di dunia maya:
1. Menulis atau memposting informasi yang valid dan benar.
2. Jangan mengunggah konten yang bisa mengganggu atau merugikan orang lain serta menimbulkan kegaduhan sosial.
3. Jangan menyampuri postingan yang bukan menjadi urusan kalian.
4. Jangan mengintip apalagi mencuri data orang lain.
5. Jangan membajak hak kekayaan intelektual orang lain.
6. Hati-hati dalam penggunaan huruf kapital. Penggunaan huruf kapital pada umumnya menunjukkan penulisnya sedang marah, kecewa, dan emosi negatif lainnya. Gunakan huruf kapital pada konteks yang tepat. Misalnya, untuk penegasan dengan jumlah huruf kapital yang wajar.
7. Membalas pesan pribadi secara pribadi, jangan membalas pesan pribadi di forum umum, seperti lini masa media sosial, group whatsapp, atau carbon copy pada email.
8. Berhati-hatilah dalam meneruskan (forward) pesan atau konten. Telitilah dulu validitas konten atau pesan tersebut, pastikan bukan hoax (konten bohong) atau spam (konten sampah).
9. Menuliskan komentar, mengajukan, dan menjawab pertanyaan dengan tepat dan sopan dalam forum-forum dunia maya, seperti lini masa media sosial.
10. Saling menghormati dan menghargai perbedaan pendapat.
11. Pilihlah konten dalam dunia maya yang bermanfaat dan produktif.


C. Literasi Digital untuk Kemajuan Bangsa


Mayes dan Fowler mengungkapkan bahwa literasi digital terdiri dari tiga level, yaitu digital competence (kompetensi digital), digital usage (pemanfaatan digital), dan digital transformation (transformasi digital).

Digital competence adalah kemampuan untuk memilah dan mengolah saat berhadap an dengan berbagai informasi dalam dunia digital. Digital usage adalah kemam puan untuk memanfaatkan informasi yang sudah dipilah dan diolah tersebut untuk tujuan produktif, seperti untuk bisnis dan pendidikan. Digital transformation adalah kemampuan melakukan inovasi menghasilkan metode atau produk baru yang bermanfaat bagi masyarakat dengan memanfaatkan teknologi digital.

Contoh digital transformation adalah Gojek. Nadiem Makarim memanfaatkan inovasi teknologi digital dengan membuat platform transportasi daring yang diberi nama Gojek. Bahkan, kemudian Gojek menghadirkan varian layanan baru selain jasa transportasi, seperti Go-food dan Go-clean. Inovasi Gojek bahkan mendisrupsi bisnis jasa transportasi umum.

Jim Oklahoma dan Andreas Sanjaya, membuat inovasi platform bernama iGrow. iGrow konsen pada bidang pertanian. iGrow memiliki mimpi membangun kemandirian pangan. Indonesia sebagai negara agraris semestinya memiliki pertanian yang kuat.


Untuk Rangkuman/Ringkasan Materi Kelas 8 Mapel PPKn Semester 1 & 2 Kurikulum Merdeka dapat dilihat secara lengkap dengan cara klik gambar berikut :



Demikian informasi tentang Rangkuman PPKn Kelas 8 BAB 6 Kurikulum Merdeka yang bisa Sinau-Thewe.com bagikan, semoga ada manfaat didalamnya dan terima kasih.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Rangkuman PPKn Kelas 8 BAB 6 Kurikulum Merdeka"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel