Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 10 BAB 3 Teks Anekdot

Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 BAB 3 Menyampaikan Ide Melalui Anekdot - Rangkuman / ringkasan materi BAB 3 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 10 ini diambil dari E-Modul Bahasa Indonesia Kelas 10 Revisi 2020.

Didalam BAB 3 Teks Anekdot dijelaskan pokok pembahasan yang terdiri dari :
  • Struktur Anekdot
  • Kebahasaan Anekdot
  • Struktur dalam Teks Anekdot
  • Kaidah Kebahasaan dalam Teks Anekdot



A. Struktur Anekdot



Teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Tetapi, ada makna yang tersirat yang terkandung dalam teks tersebut.

Makna teks anekdot membawa fungsi sosial yang bertujuan mengkritik atau menyindir. Kritik dan sindiran tersebut diperoleh dari realita sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Hal tersebut disampaikan melalui lelucon sehingga tidak terkesan menghakimi atau menyudutkan pihak tertentu sehingga dapat disimpulkan terdapat beberapa ciri-ciri teks anekdot.

Anekdot dapat juga diungakapkan dalam bentuk gambar atau ilustrasi, biasanya dapat kita temukan di media cetak berupa komik atau di media elektronik berupa meme.

Dalam menyusun atau mengonstruksi teks anekdot harus menentukan topik, sasaran , dan unsur kelucuan dalam anekdot serta menyimpulkan makna dan pesan tersirat di dalamnya. Makna tersirat dianalisis dan diuraikan berdasarkan fakta-fakta yang berhubungan dengan topik yang terdapat dalam teks anekdot. Makna tersebut dihubungkan dengan nilai-nilai kehidupan sehingga pembaca dapat mendalami dan merenungkan isi teks anekdot tersebut.


B. Kebahasaan Anekdot



Anekdot berisi makna tersirat yang mengandung pesan tertentu, makna tersebut dapat dikonstruksikan dengan memahami topik, sasaran, dan unsur kelucuan. Menemukan makna tersirat dilakukan dengan memahami isi anekdot, menghubungkan makna dengan fakta, dan nilai-nilai kehidupan, mengonstruksi makna tersirat bertujuan membantu memahami masalah yang dikritik dalam anekdot.

Anekdot diciptakan berdasarkan pengalaman atau peristiwa yang terdapat di sekitar. Teks anekdot juga dapat ditulis dengan cara mengonstruksi anekdot orang lain ke dalam bentuk yang berbeda. Dalam menciptakan teks anekdot perlu identifikasi dan perenungan untuk mendapatkan makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.


C. Struktur dalam Teks Anekdot



Bagian-Bagian Struktur Teks Anekdot
  • Abstrak yaitu bagian awal teks anekdot yang berfungsi memberikan gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks. Abstrak dapat disebut sebagai tahap pembukaan. Bagian ini sifatnya opsional.
  • Orientasi yaitu bagian teks yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang suatu peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detil di bagian ini. Bagian ini mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya krisis. Bagian orientasi ini berfungsi untuk membangun teks.
  • Krisis atau Komplikasi yaitu bagian teks yang menunjukkan hal atau masalah yang unik dan tidak biasa yang terjadi pada penulis atau orang yang diceritakan. Krisis dimaknai sebagai saat terjadinya ketidakpuasan atau kejanggalan. Dengan kata lain, pada bagian ini adanya kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. Bagian ini merupakan inti dari peristiwa anekdot.
  • Reaksi yaitu bagian teks yang menerangkan cara penulis atau orang yang diceritakan dalam menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis. Reaksi itu berkenaan dengan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau menertawakan. Bagian ini sering kali mengejutkan, sesuatu yang tidak terduga, mencengangkan. Reaksi dijadikan sebagai bagian yang memberikan penyelesaian masalah lengkap dengan menggunakan cara yang menarik dan berbeda dari biasanya.
  • Koda yaitu bagian akhir dari cerita unik tersebut yang menjelaskan simpulan tentang kejadian yang diceritakan oleh penulis. Koda sama dengan penutup pertanda berakhirnya cerita. Di dalamnya berupa persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah, akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat opsional, yaitu boleh ada atau tidak ada pada sebuah teks anekdot.

Teks anekdot ini sama seperti teks narasi, yang di dalamnya terdapat tokoh, alur dan latar. Begitupula penyajian, ada yang berbentuk dialog atau percakapan, dan ada yang berbentuk narasi. Bahkan, bentuk penyajian dapat berupa cerita bergambar. Akan tetapi, inti dari penyajian teks anekdot adalah selalu berupa kalimat langsung.


D. Kaidah Kebahasaan dalam Teks Anekdot



Unsur Kebahasaan Teks Anekdot :
  • Kalimat Langsung : Banyak menggunakan kalimat langsung yang bervariasi dengan kalimat-kalimat tidak langsung. Kalimat-kalimat langsung merupakan petikan dari dialog para tokohnya, sedangkan kalimat tidak langsung merupakan bentuk penceritaan kembali dialog seorang tokoh. Bahkan tidak sedikit anekdot yang semuanya berupa dalog yang menggunakan kalimat-kalimat langsung.
  • Penggunaan Nama Tokoh Utama atau Orang Ketiga Tunggal : Penggunaan ini dapat disebutkan secara langsung nama tokoh faktualnya, seperti Gus Dur atau tokoh yang disamarkan, seperti hakim, presiden, jaksa, atau tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
  • Keterangan Waktu : Misalnya kemarin, sore ini, suatu hari, ketika itu.
  • Kata Kiasan : Kata kiasan atau konotasi adalah kata yang tidak memiliki makna sebenarnya. Kata ini dapat berupa ungkapan atau peribahasa.
  • Kalimat Sindiran : Yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata atau antonim.
  • Konjungsi Penjelas : Atau penerang, seperti bahwa. Hal ini karena berkaitan dengan pengubahan dialog dari kalimat langsung ke kalimat tidak langsung.
  • Kata Kerja Material adalah kata yang menunjukkan suatu aktivitas yang dapat dilihat oleh panca indera. Hal ini terkait dengan tindakan tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun kegiatan.
  • Kata Kerja Mental adalah kata yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan seorang tokoh.
  • Konjungsi Sebab Akibat merupakan kata penghubung yang menyatakan sebab akibat, seperti, demikian, oleh karena itu, maka, dan sehingga.
  • Kalimat Imperatif adalah kalimat yang bersifat atau memberi perintah atau dapat juga berupa peringatan, larangan.
  • Kalimat Seru : Biasanya ditandai dengan tanda seru, yang bersifat untuk menegaskan atau sebagai ungkapan rasa seseorang.
  • Konjungsi Temporal : Konjungsi ini bermakna kronologis (temporal), seperti, akhirnya, selanjutnya, kemudian, lalu.
  • Kalimat Retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.

Langkah-Langkah Penyusunan Teks Anekdot
  • Tentukanlah topik.
  • Tentukan kritik yang ingin disajikan
  • Rancang humornya.
  • Tentukan tokoh yang terkait, sesuai dengan masalahnya. Tokoh yang dimaksud pada umumnya bersifat faktual.
  • Rinci peristiwa ke dalam alur dan struktur anekdot yang meliputi abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
  • Kembangkan kerangka anekdot menjadi sebuah cerita utuh dengan memperhatikan unsur kebahasaannya.
  • Lakukan penyuntingan.


Demikian informasi tentang Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 10 BAB 3 Teks Anekdot yang bisa Sinau-Thewe.com bagikan, semoga ada manfaat didalamnya dan terima kasih.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 10 BAB 3 Teks Anekdot"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel